Bencana Alam Yang Melanda Indonesia

Bencana Alam Yang Melanda Indonesia akhir-akhir ini dari sisi positif dipandang sebagai ujian solidaritas masyarakat Indonesia yang plural. Ujian solidaritas bagi masyarakat ini untuk membangun moralitas dan spiritualitas baru bagi kemanusiaan.

"Bencana alam akhir-akhir ini memang menjadi keprihatinan semua orang. Namun, secara positif, kita dapat belajar banyak dari peristiwa bencana alam ini. Salah satunya belajar tentang solidaritas," kata Mgr Martinus Dogma Situmorang, OFM, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) di Jalan Cut Meutia No 10 Jakarta, Jumat (29/10/2010).

Uskup dari Keuskupan Padang ini mencontohkan sikap solidaritas masyarakat saat gempa 7,2 skala Richter dan tsunami menerjang kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, pada Senin (25/10/2010). Banyak yang telah membantu tanpa menyandang atribut agama, ras, suku, dan kepentingan lainnya. "Saat terjadi bencana di sana, kita saling menolong. Kita tahu apa yang baik yang harus dilakukan untuk mereka yang menjadi korban, tidak ada teori-teorinya. Inilah solidaritas," ujarnya.

Namun, Situmorang juga menyayangkan apabila lanjutan sikap solidaritas masyarakat Indonesia yang plural ini hanya ada ketika bencana sambung-menyambung dialami masyarakat Indonesia. "Jangan berhenti di situ. Ini ironis sekali, solidaritas saat bencana saja," katanya.

Ia berharap, rasa solidaritas itu hidup dan dipraktikkan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. "Di dunia ini kita berziarah, membangun kepenuhan. Mari jadikan dunia sebagai tempat untuk membangun," ujarnya.

0 Response to "Bencana Alam Yang Melanda Indonesia"

Posting Komentar