Berbagi Susu

Pada suatu hari, seorang anak laki-laki penjual kue keliling sedang dalam perjalanan pulang ke rumahnya. Dagangannya untuk hari ini tidak begitu banyak terjual. Ia hanya mendapat penghasilan tiga rupiah pada hari itu. Di Jakarta, uang senilai tiga ribu tidak bisa digunakan untuk membeli makan, padahal perut anak itu sudah perih menahan lapar sejak pagi tadi.

Di tengah perjalanan, anak laki-laki itu menawarkan dagangannya dan berniat untuk meminta sedikit makanan pada seorang pemilik rumah. Setelah mengetuk pintu dan pemilik rumah keluar, ia malah tidak berani mengutarakan maksudnya. Ia hanya meminta air untuk minum. Ibu pemilik rumah itu masuk lalu keluar dengan membawa segelas susu. Nampaknya ibu tersebut tahu bahwa anak ini benar-benar sedang lapar.

Si anak laki-laki meminum susu tersebut dengan ragu-ragu dan berhenti sejenak. Ia bertanya “Berapa yang harus kubayar untuk segelas susu ini, Bu?”. Lalu si ibu menjawab, “Tidak perlu, kami diajarkan oleh ibu kami untuk tidak meminta bayaran atas sebuah kebaikan.” Anak kecil itu pun segera menghabiskan susu tersebut.

Beberapa tahun kemudian, ibu pemberi susu sakit keras. Penyakitnya sangat langka dan dokter-dokter di kotanya telah menyerah untuk menyembuhkannya. Akhirnya si ibu dikirim ke kota besar untuk ditangani oleh dokter ahli di sana.

Sesampainya di kota, dokter yang akan menangani kasus si ibu pemberi susu adalah Dr. Dian Santoso. Saat sang dokter mendengar kota asal ibu tersebut, ia menemui pasiennya dengan antusias. Setelah melihatnya, Dr. Dian berusaha melakukan yang terbaik untuk menyembuhkan ibu pemberi susu itu. Alhamdulillah dia berhasil, penyakit ganas yang menyerang si ibu dapat disembuhkan.

Setelah melakukan pengobatan, Dr. Dian meminta bukti tagihan untuk ibu tersebut dan menuliskan sesuatu di pojok kanan atasnya lalu memberikannya kepada si ibu. Si ibu merasa was-was untuk membukanya karena uang yang ia miliki pastilah tidak cukup untuk membayar biaya pengobatannya. Namun alangkah terkejutnya si ibu membaca tulisan di pojok kanan atas tagihan tersebut. Rasa bahagia dan haru menyelimuti perasaannya saat membaca tulisan “sudah dibayar dengan segelas susu”. Air mata pun mengalir di pipinya dan ia mengucap syukur “terima kasih Ya Allah, atas cintamu yang memenuhi bumi melalui hati dan tangan manusia.”

Jangan pernah meremehkan kebaikan sekecil apapun. Karena kita tidak tahu betapa kebaikan tersebut akan sangat berharga bahkan bisa menyelamatkan nyawa orang yang membutuhkannya. Ganjaran yang Allah janjikan bagi yang menyebar kebaikan pun tidak pernah main-main.

0 Response to "Berbagi Susu"

Posting Komentar