Hingga saat ini, kata Purnomo, 12 hingga 13 KRL ekonomi yang masih beroperasi. “Umurnya lebih dari 40 tahun,” kata dia. Selama ini, jelasnya, perusahaan selalu membeli kereta bekas. Sejumlah kereta bekas itu dibeli karena pertimbangan harga. Kereta bekas harganya hanya sepuluh persen dari kereta yang baru. Usia operasional kereta bekas berkisar antara 15 hingga 20 tahun. Sedangkan kereta baru mampu bertahan sampai 30 tahun. Itu sebabnya perusahaan membeli kereta baru.
Namun, kata Purnomo, jika mendatangkan kereta baru, tarif tiket harus dinaikkan empat kali lipat. Sedangkan kereta ekonomi yang diproduksi baru-baru ini semuanya telah dilengkapi dengan pendingin. Sudah tidak ada juga kereta ekonomi baru tanpa AC,” ucapnya. Dia berpendapat masih ada golongan masyarakat yang tidak mampu membeli tiket jika PT KA mendatangkan kereta baru. Tapi kereta yang usianya sudah melebihi 40 tahun dinilai menjadi masalah.
Dan jika kereta tua itu mengalami gangguan, maka imbasnya akan dirasakan oleh para penumpang kereta lain di belakangnya. Pada April mendatang, PT KA mulai menarik satu kereta ekonomi. Pada 2013, operasional kereta ekonomi dihapuskan seluruhnya. “Yang sangat jelek kami ambil, diganti dengan yang AC,” ujarnya.
Harga tiket juga nantinya akan diturunkan. Yang semula Rp7.000 menjadi Rp.6.500. Purnomo meyakini kebijakan penurunan harga tiket hanya bisa dijumpai di Indonesia. Menurutnya tidak ada negara lain yang menerapkan kebijakan serupa. Jika nantinya jumlah kereta commuter line semakin banyak, Purnomo mengatakan ada kemungkinan harga tiket turun lagi menjadi Rp6.000.
0 Response to "Commuter Line"
Posting Komentar